Kokoinves.com – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali mengalami penurunan sebesar 2,51% ke level Rp 3.890 pada akhir sesi pertama perdagangan tanggal 14 Februari 2025. Bahkan, saham ini sempat menyentuh harga terendah dalam satu pekan di Rp 3.870.
Volume perdagangan menunjukkan 303,82 juta lembar saham berpindah tangan dalam 51.182 transaksi dengan nilai total mencapai Rp 1,20 triliun. Dari segi valuasi, saham BBRI kini terlihat lebih menarik. Rasio price to book value (PBV) berada di angka 1,86 kali, lebih rendah dibandingkan mean PBV standard deviation tiga tahun terakhir sebesar 2,51 kali.
Selain itu, rasio price earning ratio (PER) saat ini berada di level 9,8 kali (TTM), di bawah rata-rata tiga tahun terakhir sebesar 14,81 kali. Penurunan ini membuka peluang bagi investor untuk mendapatkan saham BBRI dengan valuasi lebih terjangkau.
Perubahan Jadwal RUPST dan Dividen Menarik
Manajemen BBRI telah mengumumkan perubahan jadwal. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dari tanggal 11 Maret 2025 menjadi 24 Maret 2025. Pemegang saham yang berhak mengikuti rapat ini harus tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan atau rekening efek di KSEI pada 27 Februari 2025 pukul 17.00 WIB.
Meskipun agenda resmi rapat belum diungkap, direksi BRI menegaskan bahwa pemegang saham dengan kepemilikan minimal 1/20 dari total saham atau pemegang saham seri A dwiwarna berhak mengajukan usulan mata acara rapat. Pengajuan tersebut harus diterima oleh direksi paling lambat 21 Februari 2025.
Salah satu agenda yang biasanya dibahas dalam RUPST adalah penetapan penggunaan laba bersih, termasuk pembagian dividen. Berdasarkan informasi dari Stockbit Sekuritas, BBRI berencana mengusulkan dividen payout ratio (DPR) sebesar minimal 85%. Untuk tahun buku 2024, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 80%.
Dengan asumsi ini, dividen yield BBRI diperkirakan mencapai 8,3%, termasuk dividen interim yang telah dibagikan pada Desember 2024. Perhitungan ini didasarkan pada harga saham per 12 Februari 2025 yang berada di level Rp 4.030.
Kinerja Keuangan dan Prospek BBRI Hingga Dividen yang Menarik
Laporan keuangan menunjukkan bahwa laba bersih BBRI pada kuartal IV 2024 turun menjadi Rp 15,1 triliun. Mengalami penurunan 6,3% secara tahunan (yoy) dan 1,8% secara kuartalan (qoq). Sepanjang tahun 2024, BBRI mencatat laba bersih sebesar Rp 60,2 triliun. Hanya tumbuh 0,1% dibandingkan tahun sebelumnya dan sedikit di bawah ekspektasi konsensus yang mencapai 98,5% dari estimasi pasar.
Stockbit Sekuritas menilai kinerja BBRI sebagai mixed performance. Meskipun ada tekanan pada laba bersih, bank ini masih menunjukkan beberapa indikator positif seperti perbaikan cost of credit (CoC) dan kualitas aset yang lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Namun, prospek ke depan masih perlu dicermati dengan hati-hati. Manajemen BBRI telah memberikan panduan bahwa kondisi bisnis pada kuartal I 2025. Akan menghadapi tantangan sebelum diperkirakan mulai membaik pada kuartal II hingga IV 2025. Investor disarankan untuk memperhatikan dua faktor utama, yaitu net interest margin (NIM) dan credit cost, yang akan sangat mempengaruhi performa keuangan BBRI dalam jangka menengah.
Baca Juga : Saham Saham Perkasa Melonjak di Atas 20% IHSG Justru Melemah
Saham BBRI Masih Menarik?
Meskipun harga saham BBRI mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Valuasi yang lebih rendah dan rencana pembagian dividen yang besar menjadikannya tetap menarik bagi investor yang mencari pendapatan pasif dari dividen. Namun, investor juga perlu mempertimbangkan tantangan yang dihadapi BBRI pada awal 2025 sebelum mengambil keputusan investasi.
Dengan fundamental yang masih solid dan potensi perbaikan pada semester kedua tahun ini. Saham BBRI bisa menjadi peluang menarik bagi mereka yang memiliki perspektif jangka panjang.