Bursa & Saham

Kinerja Keuangan Saham POWR Tertekan dan Laba Bersih Turun

Kokoinves.com – PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang tahun 2024. Laporan keuangan menunjukkan bahwa laba bersih saham POWR tahun berjalan perusahaan ini mencapai US$ 75,34 juta, turun 2,13% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh meningkatnya beban bahan bakar, terutama gas dan batu bara, yang menekan profitabilitas perusahaan.

Pendapatan Meningkat Tipis, Namun Laba Usaha Saham POWR Merosot

Berdasarkan laporan keuangan terbaru, POWR mencatatkan pendapatan sebesar US$ 547,02 juta pada tahun 2024. Angka ini hanya naik tipis 0,17% dibandingkan dengan US$ 546,08 juta pada tahun sebelumnya. Namun, laba usaha mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 10,63% secara tahunan, menjadi US$ 111,32 juta.

Kenaikan beban bahan bakar menjadi faktor utama yang menekan kinerja perusahaan. Beban ini meningkat 2,12% menjadi US$ 272,08 juta. Selain itu, lonjakan beban lain-lain sebesar 40,22% menjadi US$ 11,68 juta turut berkontribusi terhadap menurunnya laba usaha.

Laba Saham POWR Sebelum Pajak dan Neraca Keuangan

Pada tahun 2024, laba sebelum pajak POWR tercatat sebesar US$ 103,91 juta, mengalami penurunan 7,45% dibandingkan US$ 112,28 juta pada tahun 2023. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan neto sebesar US$ 28,56 juta, laba bersih tahun berjalan menjadi US$ 75,34 juta.

Dari sisi neraca keuangan, ekuitas POWR mengalami kenaikan tipis 0,56% menjadi US$ 708,04 juta per 31 Desember 2024. Sementara itu, liabilitas perusahaan meningkat menjadi US$ 628,64 juta dari sebelumnya US$ 620,1 juta. Kenaikan ini menyebabkan total aset perusahaan naik 1,5% menjadi US$ 1,34 miliar.

Namun, kas dan setara kas mengalami penurunan cukup tajam sebesar 21,68%, dari US$ 244,29 juta di akhir tahun 2023 menjadi US$ 191,32 juta. Penurunan kas ini mencerminkan tekanan likuiditas yang dihadapi perusahaan.

Strategi Pembiayaan: Penerbitan Surat Utang Bernilai Jumbo

Untuk memperkuat struktur keuangan, Cikarang Listrindo berencana menerbitkan surat utang (notes) dengan jumlah pokok maksimal US$ 500 juta atau setara Rp 7,83 triliun. Dana hasil penerbitan ini akan digunakan untuk melunasi utang perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

Manajemen POWR mengungkapkan bahwa aksi penggalangan dana ini akan dilakukan melalui penawaran internasional yang hanya ditujukan bagi investor di luar Indonesia. Surat utang tersebut akan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).

Penerbitan surat utang ini bernilai lebih dari 50% dari total ekuitas POWR, sehingga masuk dalam kategori transaksi material. Surat utang ini memiliki jangka waktu hingga 10 tahun dengan suku bunga tetap maksimal 7% per tahun. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap enam bulan sekali. Menariknya, surat utang ini tidak akan dijamin oleh aset tertentu, menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap stabilitas keuangan perusahaan.

Pelunasan Surat Utang 2026 dan Dampaknya terhadap Likuiditas

Dana yang diperoleh dari penerbitan surat utang ini akan digunakan untuk melunasi sebagian atau seluruh surat utang 2026 yang memiliki tingkat bunga 4,95%. Manajemen POWR menegaskan bahwa pelunasan surat utang ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan serta memenuhi kebutuhan pembiayaan umum.

Surat utang 2026 sendiri akan jatuh tempo pada 14 September 2026. Manajemen POWR berharap strategi ini dapat memperpanjang jatuh tempo utang dan memberikan fleksibilitas lebih dalam pengembangan bisnis di masa depan.

Baca Juga : 5 Saham Jawara Cuan di Tengah Anjloknya IHSG Hari Ini

Tantangan dan Prospek Saham POWR ke Depan

Kinerja keuangan PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) sepanjang tahun 2024 menghadapi tekanan akibat kenaikan biaya bahan bakar dan beban lain-lain. Meskipun pendapatan perusahaan meningkat tipis, laba usaha dan laba bersih mengalami penurunan.

Namun, langkah strategis berupa penerbitan surat utang jumbo menunjukkan upaya perusahaan dalam memperkuat likuiditas dan mengelola utang dengan lebih baik. Dengan strategi ini, POWR berpotensi memiliki ruang lebih besar untuk pertumbuhan bisnis di masa depan, meskipun tetap harus mewaspadai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

admin

Recent Posts

CDIA Beri Pinjaman Rp 2,35 Triliun ke Anak Usaha di Singapura untuk Ekspansi Bisnis

PT Chandra Asri Pacific Tbk (CDIA) mengumumkan rencananya untuk memberikan pinjaman kepada dua anak usahanya…

1 day ago

Prospektif Terhadap Saham CDIA (PT Chandra Daya Investasi Tbk) untuk tahun 2026 Dengan Target Rp 2.500.000 per saham

Profil & Potensi Bisnis Saham CDIA Saham CDIA ( PT Chandra Daya Investasi Tbk) holding…

1 week ago

Menilai Prospek Emiten Tambang & Energi Grup Bakrie Pasca Kuartal III-2025

Emiten pertambangan terbesar di Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mencatatkan penurunan kinerja signifikan…

2 weeks ago

Saham Indonesia Yang Masuk Indeks MSCI Menjadi Peluang untuk Investor

Dua emiten Indonesia tercatat resmi masuk ke indeks utama MSCI. Dalam pengarakan kuartalan yang berlaku…

3 weeks ago

JPMorgan Meluncurkan Tokenisasi Dana Ekuitas Swasta di Blockchain Miliknya

JPMorgan Chase baru saja mengambil langkah besar dalam dunia keuangan digital dengan meluncurkan tokenisasi dana…

4 weeks ago

Saham IPO PJHB (PT Pelayaran Jaya Hidup Baru) Peluang Investasi Menarik dari Sektor Pelayaran

PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada…

1 month ago