Emiten pertambangan terbesar di Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), mencatatkan penurunan kinerja signifikan di tengah kondisi pasar batubara yang lesu. Pendapatan turun 17,40% yoy, sementara laba bersih merosot tajam hingga 76,10%. Meski demikian, BUMI tetap memiliki prospek jangka panjang, berkat langkah diversifikasi bisnis yang agresif.
Berbeda dengan BUMI, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) berhasil mencatatkan performa gemilang, didorong oleh tren kenaikan harga emas dunia. Pendapatan BRMS melonjak 69% yoy, sementara laba bersihnya meroket 129% yoy. BRMS diprediksi akan terus menjadi pilar kuat bagi Grup Bakrie di sektor pertambangan.
PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) juga menunjukkan kinerja yang stabil di tengah volatilitas pasar migas global. Pendapatan ENRG tumbuh 13% yoy, dan laba bersihnya naik 9% yoy. Meskipun harga minyak dan gas masih fluktuatif, ENRG tetap memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja positif pada tahun-tahun mendatang.
Seiring dengan tantangan yang dihadapi, BUMI juga melakukan langkah ekspansi strategis untuk memperkuat posisi mereka. Akuisisi 100% saham perusahaan tambang emas asal Australia, Wolfram Limited, dan rencana pengambilalihan 45% saham PT Laman Mining menandai komitmen BUMI untuk melakukan diversifikasi bisnis yang lebih agresif.
Analis menilai bahwa BRMS dan ENRG akan terus menjadi penopang Grup Bakrie di sektor tambang dan energi. Kedua emiten ini diperkirakan akan tetap fokus pada pengembangan bisnis inti, dengan ekspansi yang lebih selektif dan terukur.
Dalam jangka pendek hingga menengah, saham BRMS dan ENRG diharapkan menunjukkan pergerakan positif. Saham BRMS diprediksi akan bergerak di kisaran Rp 1.200—Rp 1.300 per saham, sementara ENRG di level Rp 1.100 per saham. Sementara itu, saham BUMI, meskipun memiliki volatilitas tinggi, diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp 240—Rp 250 per saham.
Meskipun menghadapi tantangan di sektor batubara dan migas, Grup Bakrie tetap memiliki prospek cerah, terutama berkat langkah-langkah ekspansi dan diversifikasi yang terus dilakukan. Investor dapat mempertimbangkan saham BRMS dan ENRG sebagai peluang dengan fundamental yang solid, sementara BUMI masih harus menghadapi ujian dari fluktuasi harga komoditas dan eksekusi ekspansi bisnisnya.
Profil & Potensi Bisnis Saham CDIA Saham CDIA ( PT Chandra Daya Investasi Tbk) holding…
Dua emiten Indonesia tercatat resmi masuk ke indeks utama MSCI. Dalam pengarakan kuartalan yang berlaku…
JPMorgan Chase baru saja mengambil langkah besar dalam dunia keuangan digital dengan meluncurkan tokenisasi dana…
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada…
Dalam langkah yang menandai tonggak baru di dunia infrastruktur kecerdasan buatan. Konsorsium yang dipimpin oleh…
The Big Plan Behind the Surge in CBRE Affiliate Happy Hapsoro's Shares Shares of PT…