Kokoinves.com – Di tengah fluktuasi pasar saham akibat faktor eksternal, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) berpotensi memberikan dividen dengan yield yang menarik untuk tahun buku 2024. Dengan rekam jejak pembayaran dividen yang konsisten sejak IPO pada 2018, TUGU tetap menjadi pilihan menarik bagi investor.
Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), TUGU secara konsisten membagikan dividen. Dengan dividen payout ratio (DPR) berada di kisaran 30-40% setiap tahunnya. Jika tren ini berlanjut, maka potensi dividen untuk tahun buku 2024 bisa mencapai Rp 210 miliar hingga Rp 280 miliar. Angka ini setara dengan dividen per saham sekitar Rp 59,06 hingga Rp 78,75, yang merupakan peluang menarik bagi investor yang mengincar pendapatan pasif dari dividen.
Menurut analis BCA Sekuritas, Ryan Santoso, dividen TUGU tetap menarik karena berada di level 5,9% hingga 7,9% pada harga saham sekitar Rp 1.000. Bahkan, angka ini lebih tinggi dari rata-rata IDX High Dividend 20 tahun lalu yang berada di kisaran 6,7%.
“Pada harga saham saat ini, potensi yield dividen TUGU cukup menarik. Jika saham ini terkoreksi lebih dalam, maka akan menjadi entry point yang bagus bagi investor yang mengincar dividend yield lebih tinggi,” ujar Ryan pada Senin (10/3/2025).
Ia juga menambahkan bahwa saham dengan riwayat pembagian dividen. Besar cenderung mengalami kenaikan menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) hingga cum date dividen. Dengan kondisi pasar yang bergejolak, masih ada peluang profit bagi investor yang masuk pada harga saham saat ini.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu TUGU membagikan dividen sebesar Rp 528,96 miliar atau 40% dari laba tahun buku 2023, dengan yield mencapai 12,7%. Sementara itu, pada tahun buku 2022 dan 2021, TUGU masing-masing membagikan dividen sebesar Rp 138,86 miliar. Yang juga setara dengan 40% dari laba bersih tahunan.
Selain dividen yang menarik, TUGU juga memiliki potensi apresiasi harga saham. Dengan rasio price to book value (PBV) yang masih rendah di kisaran 0,3 hingga 0,4 kali, saham ini masih tergolong murah dibandingkan dengan nilai bukunya.
“Dengan valuasi yang masih rendah dan kebijakan dividen yang menarik, saham TUGU cocok untuk investasi jangka menengah dan panjang,” tambah Ryan.
PBV merupakan indikator yang membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Semakin tinggi PBV, semakin mahal saham tersebut. Sebaliknya, semakin rendah PBV, maka saham tersebut masih dalam kategori undervalued dan berpotensi untuk naik.
Laba bersih TUGU pada tahun buku 2024 tercatat mencapai Rp 700,85 miliar, yang didorong oleh kenaikan premi bruto sebesar 10,73% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 8,54 triliun. Pendapatan underwriting juga meningkat 13,8% (yoy) menjadi Rp 2,97 triliun.
Baca Juga : Saham Bank Permata (BNLI) Melonjak 170%: Faktor Pendorong dan Prospek Masa Depan
Di sisi aset, total aset TUGU pada akhir 2024 mencapai Rp 26,35 triliun, mengalami kenaikan 4,82% dari tahun sebelumnya. Sementara itu, total ekuitas meningkat 2,22% (yoy) menjadi Rp 10,5 triliun. Dari segi permodalan, risk-based capital (RBC) TUGU mencapai 432% pada akhir Desember 2024, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang berada di level 326%.
Dengan rekam jejak pembayaran dividen yang kuat, valuasi saham yang masih murah, dan kinerja keuangan yang solid. TUGU menawarkan peluang investasi yang menarik bagi investor jangka panjang. Potensi yield dividen hingga 7,9% bisa menjadi daya tarik utama. Bagi mereka yang mencari kombinasi antara pendapatan pasif dan potensi apresiasi harga saham. Bagi investor yang mencari saham dengan fundamental kuat dan dividen konsisten, TUGU layak untuk dipertimbangkan.
Kokoinves.com - Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali menarik perhatian pasar modal setelah mengalami…
Kokoinves.com - Saham melonjak pada sesi pertama perdagangan Kamis (6/3/2025). IHSG naik 107,32 poin atau…
Kokoinves.com - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) saat ini berada dalam tren stagnan meskipun…
Kokoinves.com - Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengalami tekanan hebat di pasar modal…
Kokoinves.com - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tekanan sepanjang pekan perdagangan 24-28…
Kokoinves.com - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tren penurunan dalam beberapa hari…