menu
Bursa & Saham

Saham BBCA Terus Melemah Apa Penyebabnya?

Kokoinves.com – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tren penurunan dalam beberapa hari terakhir. Sejak Senin (24/2/2025) hingga Kamis (27/2/2025), harga saham BBCA melemah terus ditutup di zona merah dengan penurunan sebesar 5,01% dalam sepekan.

Pada perdagangan terakhir, saham BBCA melemah 2,85% ke level Rp 8.525 dan bahkan sempat menyentuh Rp 8.500, yang merupakan titik terendahnya dalam satu tahun terakhir. Sebanyak 199,99 juta saham BBCA diperdagangkan dengan frekuensi transaksi mencapai 55.729 kali dan nilai transaksi total sebesar Rp 1,72 triliun.

Investor Asing Lakukan Aksi Jual Menyebabkan Saham BBCA Melemah

Dalam beberapa hari terakhir, investor asing mencatatkan aksi jual bersih (net sell) di saham BBCA sebesar Rp 525 miliar. Total nilai transaksi jual saham BBCA oleh investor asing mencapai Rp 1,44 triliun. Aksi jual ini menambah tekanan pada pergerakan harga saham bank terbesar di Indonesia ini.

Kondisi Fundamental BBCA Masih Kuat

Meskipun harga saham mengalami koreksi, secara fundamental BBCA tetap merupakan salah satu bank terkuat di Indonesia. Menurut Sucor Sekuritas, BBCA tetap menjadi pilihan utama di sektor perbankan, namun pasar perlu menyesuaikan ekspektasi pertumbuhan yang lebih moderat dibandingkan tahun sebelumnya.

Sucor Sekuritas juga merevisi target harga saham BBCA menjadi Rp 11.500 dari sebelumnya, namun tetap memberikan rekomendasi beli. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun harga saham sedang melemah, prospek jangka panjang BBCA masih cukup menarik bagi investor.

Target Pertumbuhan Kredit Lebih Moderat

Salah satu faktor yang mempengaruhi sentimen terhadap saham BBCA adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih konservatif di tahun 2025. Manajemen BBCA menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 6-8% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan target yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 9-11% (yoy) dan proyeksi Bank Indonesia (BI) yang mencapai 11-13% (yoy).

Pada tahun sebelumnya, kredit BBCA tumbuh 13,8% (yoy) dengan total realisasi mencapai Rp 922 triliun. Namun, tahun ini bank tersebut lebih berhati-hati dalam menetapkan target karena masih menghadapi tantangan dari sisi likuiditas dan kondisi suku bunga di pasar.

Optimisme yang Dibarengi dengan Kewaspadaan

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, tetap optimistis terhadap kinerja perusahaan di tahun 2025. Namun, ia juga menegaskan bahwa perusahaan tetap harus berhati-hati dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.

“Kami optimis, sangat optimis, tapi tentu optimisme yang terarah. Kami harus terus memperhatikan keadaan sekitar, seperti daya beli masyarakat. Kondisi likuiditas, dan tingkat suku bunga yang dapat dijangkau oleh nasabah. Jadi, optimisme ini harus diiringi dengan kewaspadaan,” ungkap Jahja dalam konferensi pers BCA Expoversary 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (20/2/2025).

Baca Juga : Astra Setor Dividen US$ 7,2 Miliar dan Bagaimana Prospek Saham ASII?

Meskipun saham BBCA mengalami tekanan dan aksi jual dari investor asing, fundamental bank ini tetap kuat dengan prospek jangka panjang yang masih positif. Target pertumbuhan kredit yang lebih konservatif menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan saham dalam jangka pendek. Namun, dengan manajemen yang berhati-hati dan strategi bisnis yang solid, BBCA tetap menjadi salah satu bank yang menarik bagi para investor.

Para pelaku pasar diharapkan tetap mencermati perkembangan ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi industri perbankan ke depan. Bagi investor jangka panjang, koreksi harga saham BBCA dapat menjadi peluang untuk mengakumulasi saham di harga yang lebih rendah.

admin

Recent Posts

Saham Bank Permata (BNLI) Melonjak 170%: Faktor Pendorong dan Prospek Masa Depan

Kokoinves.com - Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali menarik perhatian pasar modal setelah mengalami…

2 days ago

Saham Melonjak 21% Lebih dalam Sekejap IHSG Menguat Signifikan

Kokoinves.com - Saham melonjak pada sesi pertama perdagangan Kamis (6/3/2025). IHSG naik 107,32 poin atau…

3 days ago

Saham XL Axiata (EXCL) Bersiap untuk Lonjakan Harga

Kokoinves.com - Saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) saat ini berada dalam tren stagnan meskipun…

4 days ago

Saham ADRO Menurun Apa Penyebab dan Dampaknya bagi Investor?

Kokoinves.com - Saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengalami tekanan hebat di pasar modal…

5 days ago

Saham BBCA Murah? Simak Peluang Investasinya!

Kokoinves.com - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengalami tekanan sepanjang pekan perdagangan 24-28…

6 days ago

Astra Setor Dividen US$ 7,2 Miliar dan Bagaimana Prospek Saham ASII?

Kokoinves.com - Saham ASII berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 11 miliar dalam tujuh tahun…

1 week ago