Kokoinves.com – Kita akan melihat bagaimana deflasi mempengaruhi saham perusahaan konsumer. Kita akan membahas apa yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga. Deflasi juga berpengaruh pada anggaran belanja konsumen.
Ada beberapa strategi investasi untuk industri konsumsi. Dengan memahami ini, kita bisa membuat keputusan investasi yang lebih baik di sektor konsumer.
Defisit konsumen terjadi ketika pengeluaran rumah tangga lebih besar daripada pendapatan. Ini sering terjadi karena konsumen menggunakan tabungan atau hutang. Penting untuk memahami apa yang menyebabkan defisit ini.
Ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga:
Deflasi, atau penurunan harga, mempengaruhi anggaran belanja konsumen. Konsumen sering menunda pembelian karena mengharapkan harga lebih rendah. Ini bisa mengurangi konsumsi rumah tangga dan memperburuk defisit konsumen.
“Deflasi dapat mengganggu pola konsumsi rumah tangga dan memperburuk defisit konsumen jika berlangsung dalam jangka panjang.”
Baca Juga : Harga Saham Batu Bara Naik: Tren Terbaru Investasi
Dalam tren deflasi, perusahaan barang konsumsi menghadapi tantangan unik. Harga produk turun, sehingga penjualan dan profitabilitas menurun. Namun, dampaknya tidak sama untuk semua perusahaan konsumer.
Perusahaan yang jual produk kebutuhan dasar, seperti makanan dan minuman, lebih tahan. Konsumen masih butuh produk ini meski harga turun. Di sisi lain, produk non-esensial, seperti pakaian dan elektronik, mungkin kurang diminati.
Perusahaan yang efisien dan inovatif dalam produknya akan lebih unggul. Mereka bisa menjaga sahamnya menarik bagi investor.
Memahami dinamika ini membantu investor menemukan saham konsumer yang paling menguntungkan di tengah deflasi.
Tren deflasi memaksa kami untuk mencari strategi investasi yang andal di industri barang konsumsi. Kami akan menemukan perusahaan konsumer yang kuat terhadap deflasi. Mereka juga harus menawarkan keuntungan bagi investor.
PT Unilever Indonesia dan PT Indofood Sukses Makmur adalah contoh kuat. Mereka memiliki berbagai produk yang memungkinkan adaptasi dengan pasar.
PT Handjaja Mandala Sampoerna dan PT Gudang Garam juga kuat. Produk rokok mereka tetap populer meski ekonomi lambat.
JPMorgan Chase baru saja mengambil langkah besar dalam dunia keuangan digital dengan meluncurkan tokenisasi dana…
PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB) siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada…
Dalam langkah yang menandai tonggak baru di dunia infrastruktur kecerdasan buatan. Konsorsium yang dipimpin oleh…
The Big Plan Behind the Surge in CBRE Affiliate Happy Hapsoro's Shares Shares of PT…
“The oil market currently caught between two powerful forces: geopolitical instability and the gradual unwinding…
The Bank of Montreal (BMO) has recently taken steps to explore the potential sale of…