Kokoinves.com – PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) mengalami lonjakan harga saham WIFI yang luar biasa, naik sebesar 206,25% dalam satu bulan terakhir. Pada perdagangan 30 Januari 2025, harga saham WIFI mencapai Rp1.225 per lembar, naik 25% dan menyentuh batas auto reject atas (ARA).
Lonjakan harga ini menarik perhatian investor dan regulator pasar modal. Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mensuspensi saham WIFI pada 31 Januari 2025 untuk mengurangi volatilitas dan memastikan perdagangan yang sehat. Namun, suspensi tersebut dicabut kembali pada sesi I, 3 Februari 2025, memungkinkan saham WIFI kembali diperjualbelikan di pasar reguler dan pasar tunai.
Lalu, apa yang menyebabkan kenaikan harga saham WIFI yang begitu pesat? Berikut beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap fenomena ini.
Kinerja Keuangan yang Mengesankan Saham WIFI
Salah satu pendorong utama kenaikan harga saham adalah fundamental keuangan perusahaan yang kuat. Pada kuartal III tahun 2024, WIFI mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 46%, mencapai Rp505 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, laba bersih perusahaan melonjak hingga 339%, dari sebelumnya Rp34,6 miliar menjadi Rp152,07 miliar. Lonjakan laba ini menunjukkan keberhasilan manajemen dalam mengoptimalkan bisnis dan meningkatkan efisiensi operasional.
Performa keuangan yang solid ini menciptakan kepercayaan di kalangan investor, mendorong aksi beli saham secara besar-besaran.
Investasi Strategis: Kredit Rp978 Miliar dari BNI
Selain pertumbuhan laba, WIFI juga mendapatkan dukungan pendanaan besar dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Bank pelat merah tersebut mengucurkan kredit investasi sebesar Rp978 miliar kepada anak usaha WIFI, yaitu PT Integrasi Jaringan Ekosistem (Weave).
Dana ini digunakan untuk mengembangkan infrastruktur broadband dan jaringan internet guna menjangkau 40 juta rumah tangga di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari upaya mempercepat inklusi digital di Indonesia, yang sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan akses internet bagi masyarakat luas.
Dukungan finansial dari BNI ini membuat prospek bisnis WIFI semakin menjanjikan, yang pada akhirnya meningkatkan minat investor terhadap sahamnya.
Masuknya Investor Kelas Kakap ke Dalam Struktur Kepemilikan
Faktor lain yang membuat saham WIFI melesat adalah masuknya tiga tokoh besar Indonesia ke dalam jajaran pemegang saham utama. Mereka adalah Hashim S. Djojohadikusumo, Arwin Rasyid, dan Fadel Muhammad.
a. Hashim S. Djojohadikusumo
Hashim, yang dikenal sebagai adik dari Presiden Prabowo Subianto, melakukan investasi strategis melalui PT Arsari Sentra Data. Perusahaan ini mengakuisisi 45% saham PT Investasi Sukses Bersama, yang merupakan induk usaha dari WIFI.
Dengan akuisisi ini, Hashim kini memiliki 22,55% saham WIFI secara tidak langsung. Investasi ini menjadi bagian dari strategi besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.
b. Arwin Rasyid
Sebagai mantan Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan Bank CIMB Niaga (BNGA), Arwin dikenal sebagai pengusaha berpengalaman di bidang keuangan dan teknologi. Ia masuk ke dalam struktur pemegang saham WIFI melalui perusahaannya, TEZ Capital & Finance.
Arwin membeli 27,22% saham PT Media Wiguna Nusantara, yang memberikan kepemilikan 7,50% saham WIFI secara tidak langsung. Keberadaan Arwin di jajaran pemegang saham diprediksi akan memberikan wawasan dan strategi baru dalam pengelolaan bisnis perusahaan.
c. Fadel Muhammad
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan serta politikus senior ini juga ikut berinvestasi di WIFI. Fadel membeli saham WIFI melalui PT Media Wiguna Nusantara, dengan kepemilikan 7,50% secara tidak langsung.
Masuknya tokoh-tokoh besar ini semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap pertumbuhan bisnis WIFI ke depan.
Baca Juga : Siap Gelar RUPST Dividen BBCA Menanti Pemegang Saham
Dampak Akuisisi dan Restrukturisasi Kepemilikan
Perubahan kepemilikan saham yang signifikan juga turut berperan dalam lonjakan harga saham WIFI.
- Tinawati, pemegang saham utama sebelumnya, mengurangi kepemilikannya dari 47,35% menjadi 24,8%.
- PT Arsari Sentra Data (milik Hashim Djojohadikusumo) sebelumnya tidak memiliki saham di WIFI, tetapi kini telah menguasai 22,55% saham secara tidak langsung.
- Arwin Rasyid dan Fadel Muhammad, yang sebelumnya tidak memiliki saham, kini masing-masing mengantongi 7,50% saham secara tidak langsung.
Akuisisi saham ini menjadi sinyal positif bagi investor, karena menunjukkan bahwa para pemegang saham baru memiliki visi besar untuk mengembangkan perusahaan.
Prospek Masa Depan Saham WIFI: Apa yang Bisa Diharapkan?
Dengan berbagai faktor pendukung ini, saham WIFI diperkirakan akan terus menarik perhatian investor. Ada beberapa hal yang bisa menjadi fokus ke depan:
- Pengembangan Infrastruktur Digital
Dengan suntikan dana dari BNI, WIFI akan mempercepat ekspansi broadband untuk menjangkau lebih banyak rumah tangga. Ini akan memperkuat posisinya sebagai salah satu penyedia layanan internet utama di Indonesia. - Keterlibatan Pemegang Saham Baru
Masuknya Hashim S. Djojohadikusumo, Arwin Rasyid, dan Fadel Muhammad diperkirakan akan membawa pengalaman, jaringan, dan strategi bisnis baru untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. - Potensi Kemitraan dengan Pemerintah
Dengan hubungan dekat antara pemegang saham utama dan berbagai institusi pemerintah, tidak menutup kemungkinan WIFI akan mendapatkan proyek-proyek strategis yang dapat meningkatkan pendapatannya di masa depan.
Lonjakan harga saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sebesar 206,25% dalam sebulan terakhir bukan tanpa alasan. Kinerja keuangan yang solid, pendanaan besar dari BNI, masuknya investor ternama, serta restrukturisasi kepemilikan saham menjadi faktor utama yang mendorong kenaikan ini.
Ke depan, WIFI diperkirakan akan terus mengalami pertumbuhan, terutama dengan ekspansi jaringan internet dan peluang investasi strategis lainnya. Namun, investor tetap perlu memantau pergerakan saham dan strategi bisnis perusahaan untuk memastikan bahwa kenaikan harga ini berkelanjutan dalam jangka panjang.