Harga Saham GOTO

Kokoinves.com – Setelah mengalami kenaikan signifikan sebesar 7,41% pada perdagangan sebelumnya, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan 5 Februari 2025. Hingga pukul 09.45 WIB, saham emiten teknologi ini turun 5,75% ke level Rp 82 per saham. Total volume transaksi mencapai 7,1 miliar saham dengan frekuensi perdagangan sebanyak 13.464 kali dan nilai transaksi sebesar Rp 596,74 miliar.

Isu Akuisisi oleh Grab Memicu Volatilitas Saham GOTO

Lonjakan harga saham GOTO pada perdagangan sebelumnya dipicu oleh laporan Bloomberg. Menyebutkan bahwa Grab Holdings Ltd sedang mempertimbangkan akuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan valuasi lebih dari US$ 7 miliar. Informasi ini meningkatkan minat investor, menyebabkan lonjakan harga saham yang cukup signifikan.

Menurut ulasan dari Stockbit Sekuritas, sumber Bloomberg menyebut bahwa salah satu skenario yang tengah dibahas adalah pembelian seluruh saham GOTO dengan harga Rp 100 per saham. Pemberitaan ini muncul setelah DealStreetAsia melaporkan. Kedua perusahaan sedang mempercepat pembicaraan merger dan menargetkan kesepakatan dapat tercapai pada tahun 2025.

Jika akuisisi ini terjadi, Grab diperkirakan akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri teknologi dan layanan digital di Asia Tenggara. Langkah ini juga akan memberikan sinergi dalam layanan transportasi, pengiriman makanan, serta sektor e-commerce, menciptakan ekosistem yang lebih kuat dan terintegrasi.

Sejarah Pembicaraan Merger GOTO dan Grab

Stockbit Sekuritas juga menyoroti bahwa pembicaraan mengenai merger antara dua raksasa ride-hailing ini sebenarnya telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi tekanan persaingan serta menekan biaya operasional kedua perusahaan.

Sebelumnya, kedua perusahaan telah mengalami tantangan berat dalam mempertahankan profitabilitas di tengah persaingan ketat dan biaya operasional yang tinggi. Dengan potensi merger ini, diharapkan akan terjadi efisiensi dalam operasional, termasuk integrasi teknologi serta pengurangan biaya pemasaran dan ekspansi.

Namun, rencana merger ini menghadapi sejumlah tantangan, termasuk ketidaksepakatan antara pihak terkait serta potensi hambatan dari regulasi anti-monopoli. Beberapa analis bahkan memperkirakan bahwa negosiasi ini mungkin tidak akan menghasilkan kesepakatan akhir.

Jika merger ini berhasil, maka industri teknologi di Asia Tenggara akan mengalami perubahan besar. Konsolidasi ini akan memungkinkan Grab dan GOTO untuk bersaing lebih kuat dengan pemain global lainnya, seperti Uber dan Alibaba, dalam hal inovasi dan skala bisnis.

GOTO Tegaskan Tidak Ada Kesepakatan Merger

Di tengah spekulasi yang berkembang, Sekretaris Perusahaan GOTO, RA Koesoemohadiani, menegaskan bahwa perusahaan tidak memiliki kesepakatan dengan pihak mana pun terkait transaksi merger.

“Kami mencatat bahwa berita serupa juga pernah beredar dalam beberapa tahun terakhir dan didasarkan pada spekulasi,” jelas Koesoemohadiani dalam pernyataan resminya pada Selasa (4/2/2025).

Pernyataan ini seolah ingin meredam spekulasi pasar yang menyebabkan pergerakan harga saham GOTO menjadi volatil. Meskipun demikian, isu akuisisi ini tetap menjadi perhatian utama bagi para investor yang memantau perkembangan lebih lanjut terkait potensi kesepakatan antara GOTO dan Grab.

Sejumlah analis juga menilai bahwa meskipun saat ini belum ada kesepakatan resmi. Kemungkinan negosiasi tetap terbuka, mengingat kedua perusahaan memiliki kepentingan yang sama dalam memperluas dominasi mereka di pasar.

Baca Juga : Saham TPIA Meroket: Apa Penyebabnya?

Dampak Potensial Merger Terhadap Pasar dan Investor

Jika merger atau akuisisi ini benar-benar terjadi, pasar saham bisa mengalami dampak yang signifikan. Investor yang sudah memiliki saham GOTO mungkin akan diuntungkan jika harga akuisisi lebih tinggi dari nilai pasar saat ini. Namun, jika negosiasi gagal, volatilitas harga saham GOTO bisa semakin meningkat.

Selain itu, dampak dari merger ini juga dapat dirasakan oleh para pengguna layanan GOTO dan Grab. Dengan penggabungan kedua perusahaan, kemungkinan akan ada perubahan dalam layanan yang ditawarkan, baik dalam bentuk inovasi baru maupun perubahan dalam strategi harga.

Para analis menyarankan investor untuk terus memantau perkembangan berita terkait merger ini sebelum mengambil keputusan investasi. Faktor-faktor seperti regulasi, strategi bisnis, dan kondisi ekonomi makro juga dapat berperan dalam menentukan arah kesepakatan ini di masa depan.

Harga saham GOTO mengalami fluktuasi tajam akibat rumor akuisisi oleh Grab Holdings Ltd. Meskipun laporan dari berbagai sumber menyebut adanya diskusi merger. Pihak GOTO telah menegaskan bahwa tidak ada kesepakatan resmi yang sedang berlangsung. Namun, potensi konsolidasi antara dua perusahaan besar ini tetap menjadi isu menarik yang perlu dipantau oleh investor dan pelaku pasar.

Jika merger ini berhasil, maka industri teknologi di Asia Tenggara akan mengalami perubahan besar, dengan terciptanya entitas yang lebih kuat dan efisien. Namun, ketidakpastian masih menyelimuti prospek merger ini, sehingga investor disarankan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *