Kokoinves.com – Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) mengalami lonjakan luar biasa dalam waktu singkat. Per 8 Mei 2025, harga saham KRYA mencapai Rp 169, melonjak hingga 191,38% hanya dalam satu bulan. Namun, di balik lonjakan ini, terdapat kenyataan bahwa perusahaan konstruksi ini belum mencetak laba pada kuartal I-2025.
Direktur KRYA, Briggita Notoadmojo, menjelaskan bahwa kerugian ini disebabkan oleh strategi perusahaan yang menurunkan margin keuntungan demi memenangkan tender proyek selama tahun 2024. Strategi ini memang ditujukan untuk menjaga arus proyek tetap berjalan, namun di sisi lain menggerus potensi laba.
“Penurunan margin dilakukan agar perusahaan tetap mendapatkan proyek, tapi ini berdampak pada kinerja laba perusahaan,” jelas Briggita dalam public expose daring pada 14 Mei 2025.
Selain itu, perpanjangan waktu pengerjaan proyek dan jam kerja lembur menambah beban operasional perusahaan. Keterlambatan proyek berarti biaya tambahan yang tak sedikit, mulai dari tenaga kerja hingga logistik. Hal ini turut memperparah kondisi finansial yang sudah terbebani akibat margin keuntungan yang terlalu tipis.
Tender Proyek Besar Jadi Harapan: Fokus ke PLN Nusantara Power
Walaupun awal tahun 2025 belum membuahkan hasil dari sejumlah tender yang diikuti, KRYA tetap optimis dengan peluang yang sedang diproses. Salah satu tender yang tengah dijalani adalah proyek pembangunan sistem pengendali banjir terintegrasi yang diadakan oleh PT PLN Nusantara Power, dengan nilai penawaran yang diajukan sebesar Rp 11,4 miliar.
Tender ini menjadi krusial bagi KRYA karena jika berhasil dimenangkan, proyek ini berpotensi memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi dibanding proyek sebelumnya. Selain itu, skala proyek yang besar dan melibatkan perusahaan BUMN juga dapat memperkuat portofolio proyek dan reputasi perusahaan di mata investor dan mitra usaha.
Status Saham: Disuspensi Tapi Masih Dilirik Investor
Meski tengah mengalami suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 9 Mei 2025, minat investor terhadap saham KRYA tetap tinggi. Suspensi ini dilakukan BEI karena volatilitas harga yang tidak wajar dan belum adanya informasi material baru dari pihak emiten. Namun, lonjakan harga yang drastis menandakan bahwa investor masih memiliki ekspektasi tinggi terhadap kinerja jangka panjang KRYA.
Kenaikan harga saham ini kemungkinan besar dipicu oleh spekulasi pasar terhadap potensi pemulihan kinerja keuangan perusahaan, terutama jika tender dengan PLN dapat dimenangkan dan strategi efisiensi berjalan lancar.
Laporan Keuangan: Aset Meningkat, Ekuitas dan Pendapatan Menurun
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, KRYA berhasil meningkatkan total asetnya menjadi Rp 145 miliar pada akhir kuartal I-2025. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan masih memiliki kekuatan dalam sisi aset tetap dan investasi.
Namun demikian, ekuitas perusahaan mengalami penurunan cukup tajam, dari Rp 106 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp 78,6 miliar pada akhir Maret 2025. Penurunan ini mengindikasikan adanya tekanan terhadap kekayaan bersih perusahaan yang sebagian besar disebabkan oleh beban operasional dan belum optimalnya pendapatan.
Sementara itu, dari sisi pendapatan, KRYA mencatat Rp 31,1 miliar pada kuartal I-2025. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pendapatan tahun penuh 2024 yang mencapai Rp 216,2 miliar. Bila tren ini berlanjut, ada risiko penurunan kinerja tahunan yang cukup signifikan, kecuali perusahaan segera memperoleh kontrak-kontrak baru.
Baca Juga : Prospek Saham Bank Mandiri (BMRI): Target Naik ke Rp 6.000-an Dividen Tinggi Jadi Daya Tarik
Strategi Perusahaan: Digitalisasi dan Proyek dengan Margin Tinggi
Menghadapi berbagai tantangan tersebut, KRYA menyusun strategi baru untuk meningkatkan profitabilitas di masa mendatang. Perusahaan kini berkomitmen untuk fokus pada proyek-proyek dengan margin keuntungan tinggi, dibanding mengejar volume proyek dengan margin tipis.
Selain itu, KRYA mulai menerapkan digitalisasi dalam manajemen proyek, termasuk dalam proses pengawasan, pelaporan, dan pelaksanaan lapangan. Langkah ini ditujukan untuk meningkatkan efisiensi operasional, mempercepat waktu pengerjaan proyek, serta menekan pemborosan sumber daya.
Digitalisasi ini juga membuka peluang bagi perusahaan untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses kerja, seperti penggunaan sistem ERP, BIM (Building Information Modeling), dan automasi pelaporan keuangan.
Peluang dan Tantangan di Masa Depan
Meskipun KRYA tengah menghadapi tantangan besar, baik dari sisi operasional maupun keuangan, perusahaan masih memiliki peluang untuk bangkit jika strategi baru dijalankan secara efektif. Tender proyek besar, fokus pada efisiensi, serta transformasi digital menjadi kunci utama agar KRYA dapat kembali mencetak laba.
Kepercayaan investor terhadap saham KRYA yang tetap tinggi meski dalam kondisi disuspensi adalah sinyal positif. Hal ini menjadi modal sosial yang penting bagi manajemen untuk segera memperbaiki performa keuangan perusahaan agar sejalan dengan optimisme pasar.