Kokoinves.com – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI) Danantara tengah bersiap mengambil langkah strategis dengan masuk sebagai liquidity provider di pasar modal Indonesia. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi investasi yang dirancang untuk memperkuat posisi sebagai investor institusional domestik yang berpengaruh.
Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang mendiskusikan penggunaan dana dari dividen yang diperkirakan cair pada akhir bulan April 2025. Salah satu fokus utama adalah menempatkan dana tersebut di sektor saham publik dengan potensi imbal hasil tinggi.
“Kami akan mulai mengalokasikan dana dari dividen. Pasar publik menjadi target utama karena eksekusinya lebih cepat. Tapi kami juga memiliki proyek strategis, termasuk kerja sama senilai US$ 2 miliar dengan Qatar yang akan masuk ke Indonesia,” jelas Pandu di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (14/4/2025).
Fokus pada Efisiensi, Imbal Hasil, dan Keberlanjutan
Strategi investasi Danantara berlandaskan pada prinsip efisiensi dan keberlanjutan. Pandu menegaskan bahwa pengelolaan dana tidak hanya mengejar keuntungan. Akan tetapi juga bertujuan memperkuat kinerja perusahaan yang berada di bawah naungan Danantara, terutama BUMN yang sudah tercatat di bursa.
“Kami memiliki kepemilikan di sekitar 18 perusahaan BUMN yang telah listing. Tujuan utama kami adalah meningkatkan profitabilitas mereka,” tambahnya.
Berencana mengonsolidasikan aset-aset BUMN secara bertahap sebelum melakukan capital injection berikutnya. Tujuannya adalah menciptakan nilai tambah berkelanjutan, termasuk dalam bentuk transfer teknologi dan peningkatan produktivitas nasional.
OJK Dukung Peran Strategis Danantara
Langkah Danantara mendapat sambutan positif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi erat dengan guna memperluas peran lembaga jasa keuangan BUMN dalam memperkuat investasi domestik.
“Kami mendorong penguatan investor institusional domestik, terutama dari sektor BUMN yang berada di bawah Danantara, untuk turut menjaga stabilitas pasar modal,” kata Mahendra dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Jumat (11/4/2025).
Langkah ini juga menjadi bagian dari strategi jangka menengah OJK dalam memperkuat fondasi pasar modal nasional. Terutama di tengah tekanan ekonomi global dan dampak perang dagang. Sejumlah kebijakan penyesuaian juga telah dilakukan oleh OJK, termasuk pelonggaran aturan buyback saham tanpa RUPS, serta revisi ketentuan trading halt dan auto rejection bawah (ARB).
Potensi Besar Dana Danantara di Pasar Modal
Dengan dana kelolaan mencapai sekitar US$ 900 miliar (setara Rp 14.715 triliun). Danantara diyakini memiliki kapasitas besar untuk menjadi penopang likuiditas di pasar saham terbuka. Vice President Head of Marketing, Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi Kasmarandana, menyebut bahwa peluang masuknya dana tersebut sangat signifikan, tetapi tetap perlu dilakukan dengan perhitungan matang.
“Momentum yang tepat harus diperhatikan agar optimalisasi return bisa tercapai. Namun, dominasi yang terlalu besar dari Danantara juga perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan ketergantungan pasar,” jelas Oktavianus.
Danantara Dianggap Mirip Temasek, Dapat Perkuat Stabilitas Pasar Modal
Pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, menilai kehadiran Danantara bisa menjadi katalisator positif bagi pasar modal Indonesia. Menurutnya, memiliki kemiripan dengan Temasek Holdings milik pemerintah Singapura, yang telah terbukti mampu menstabilkan harga saham BUMN dan meredam volatilitas pasar.
“Dengan peran strategis dan kapasitasnya, Danantara bisa menjadi penopang utama ketika tekanan global meningkat. Ini dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap fundamental emiten lokal dan menjaga kestabilan nilai tukar,” terang Hendra.
Sektor Prioritas: Dari Ketahanan Pangan hingga Infrastruktur Digital
Keterlibatan Danantara sebagai liquidity provider diharapkan mampu memperkuat daya tahan pasar modal nasional. Terlebih, sektor-sektor yang menjadi sasaran investasi seperti ketahanan pangan, energi, hilirisasi industri, infrastruktur digital, dan kesehatan memiliki posisi vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga : Cum Dividen BBRI: Kesempatan Terakhir Mengamankan Dividen
Dengan pendekatan investasi jangka panjang dan berorientasi pada keberlanjutan. Danantara tidak hanya menjadi pemain kunci dalam stabilisasi pasar, tetapi juga sebagai akselerator transformasi ekonomi Indonesia.